APEKABAR.COM | Jakarta – Pernyataan calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan tentang anggaran Kementerian Pertahanan (Kemenhan) senilai Rp700 triliun untuk membeli alutista bekas dalam debat calon presiden yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI di Jakarta pada Minggu (7/1/2024) malam, berbuntut panjang.
Sejumlah tokoh Organisasi Kemasyarakatan Pemuda dan Relawan melaporkan Anies ke Bareskrim Polri, Selasa (9/1/24) terkait Alutsista Bekas Rp700 Triliun.
Diakui Wakil Sekretaris DPP Pandawa Lima Achmad Suhawi bahwa sejumlah tokoh pemuda mendatangi gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan pada Selasa (9/1/2024) malam, untuk melaporkan Anies yang diduga melanggar Pasal 45 ayat 1 UU ITE tentang berita bohong.
“Hal itu lantaran Anies dianggap berbohong terkait anggaran pembelian alutsista bekas Rp700 triliun dan lebih dari setengah prajurit TNI tidak memiliki rumah,” ungkap Achmad Suhawi, Jumat ,(12/1/2024).
Dikatakan Achmad Suhawi yang juga Ketua Umum Persaudaraan Pemuda Etnis Nusantara ini bahwa Relawan bersama Pimpinan OKP seperti Pandawa Lima dan tokoh pemuda lainnya, yaitu Arief Rasidi, Diko Nugraha, Rian Simanjuntak, Ilham A Rasul, Dedi Jaya Saputra, serta Adhery Z Sitompul sebagai penasihat hukum mendatangi Bareskrim Polri.
Menurut Achmad Suhawi, “inti dari laporan adalah Anis patut diduga melakukan fitnah dan menyebarkan berita bohong.” Anis Baswedan menyampaikan data tidak valid atau hoax sementara data itu kemudian digunakan untuk menyerang dengan memberikan nilai jelek (11 dari 100) kepada Capres 02. Hal ini menjadi fitnah dan merugikan harkat dan martabat dari seseorang, yaitu Prabowo Subianto.
Diketahui bersama bahwa pembelian alutsista jadi perdebatan panas dalam debat Calon Presiden (Capres) 2024. Anies Baswedan maupun Ganjar Pranowo sama-sama menyerang Prabowo Subianto terkait pembelian alutsista serta kebijakan Kementerian Pertahanan secara umum.
Berdasarkan catatan riset CNBC Indonesia, Prabowo sudah menghabiskan anggaran sebesar Rp 500 triliun lebih untuk pembaharuan alutsista.
Pembelian alutsista jadi perdebatan panas dalam debat Calon Presiden (Capres) 2024. Anies Baswedan maupun Ganjar Pranowo sama-sama menyerang Prabowo Subianto terkait pembelian alutsista serta kebijakan Kementerian Pertahanan secara umum.
Berdasarkan catatan riset CNBC Indonesia, Prabowo sudah menghabiskan anggaran sebesar Rp 500 triliun lebih untuk pembaharuan alutsista.
Jatah anggaran Kementerian Pertahanan mencapai Rp 135,45 triliun dalam RAPBN 2024. Besarnya anggaran ini membawa Kemenhan berada di posisi kedua dengan Kementerian/Lembaga (K/L) belanja terjumbo.
Menilik data Kementerian Keuangan, selama Prabowo menjabat sebagai Menteri pada 2020 anggaran langsung melonjak 18,63% secara tahunan (yoy) menjadi Rp136,9 triliun. Sebagai catatan, APBN 2020 merupakan APBN pertama yang dirancang sepenuhnya oleh jajaran Prabowo.
Pada 2021, anggaran Kementerian Pertahanan mencapai Rp 125,9 triliun kemudian menjadi Rp 150,4 triliun pada 2022. Kementerian Pertahanan tahun lalu diberikan anggaran Rp 144,3 triliun.
Kementerian Pertahanan sendiri tidak pernah memberi detail pasti berapa nilai alutsista yang diborong Prabowo. Namun, alokasi anggaran tiap tahun yang terus melonjak mencerminkan jika alutsista Prabowo jelas bukan barang murah.
Sebagai gambaran, nilai kontrak pembelian 42 unit pesawat Rafale itu buatan Dassault Aviation, Prancis, disebut-sebut mencapai US$8,1 miliar atau sekitar Rp116 triliun (kurs Rp14.350/US$).
Kontrak pembelian 12 pesawat tempur Mirage 2000-5 bekas dari Angkatan Udara Qatar diperkirakan mencapai US$792 juta atau Rp12,1 triliun (kurs US$1=15.280). Lainnya, ada pesawat tempur F-15EX produksi Boeing ada diperkirakan dibanderol US$ 87,7 juta atau Rp 1,34 triliun.
Dalam meningkatkan alat peralatan pertahanan (alpalhan) yang modern dan mandiri, Menhan Prabowo telah menyerahkan alpalhan kepada yang menjadi Prioritas Nasional terdiri atas:
a. TNI AD sebanyak 39 alpalhan meliputi ranpur Infantri, harwat helikopter, senjata dan amunisi.
b. TNI AL sebanyak 22 alpalhan meliputi KRI, senjata, harwat helikopter, amunisi dan alat kesehatan.
c. TNI AU sebanyak 10 alpalhan meliputi pesawat, helikopter, ransus serta peralatan personel. (Fry/Red).